Tujuh Pertanyaan Konyol Tentang Rahasia Meede
7 Pertanyaan Konyol Tentang Rahasia Meede
Setiap kali orang berbincang tentang Rahasia Meede dengan saya maka pertanyaan konyol yang telah ribuan kali saya dengarkan itu akan muncul kembali. Bukannya tidak sudi menjawab, tetapi menurut saya pertanyaan itu terlalu klise. Penuh basa-basi sebagaimana budaya timur yang kita junjung tinggi. Nah, karena pertanyaan-pertanyaan itu menumpuk dan terus mengalami repetisi dari orang yang berbeda, saya coba menanggapi. Misalnya pertanyaan tentang :
1. Darimana ide menulis rahasia Meede? Darimana anda dapat ide pertanyaan ini? 2. Kenapa tertarik menulis sejarah? Karena dulunya yang nulis sejarah tentara macam Nugroho Notosutanto, saatnya orang sipil menulis sejarah. 3. Kenapa menyembunyikan identitas asli? Kalau saya mengumbar identitas dalam bentuk CV lengkap, apa bedanya novel ini dengan surat lamaran kerja? 4. Anda sering disebut sebagai Dan Brown-nya Indonesia? Coba bandingkan langsung Rahasia Meede dan Da Vinci Code. Lalu sebutkan 7 perbedaan mendasar. Setelah itu ambil kesimpulan. Yang jelas saya tidak tertarik memperdagangkan kecacatan dogma agama. 5. Banyak topik terlalu detail dalam novel ini, kenapa? Bahkan sudah detail pun anda masih bertanya, bagaimana seandainya saya bikin tidak detail. 6. Novel anda selalu menunjukkan kegelisahan terhadap masa sekarang, kenapa? Anda sudah gila, kalau tidak gelisah melihat Indonesia! 7. Kenapa penerbit terkesan tidak mempromosikan novel ini? "Hanya Menerbitkan Buku", itu semboyan semua penerbit di Indonesia. |
5 komentar:
Gelisah ES.ITO Gelisah semua, makin lama kita sudah makin tidak ada rasa percaya kepada Pemimpin. Atau memang krn Pemimpin kita *ngsat?. entahlah. Emha said..
Kedepan kalau sudah pada tahap takterhankan, jangan panic kalo muncul keinginan mengontrak tokoh manajemen dunia untuk memimpin Indonesia. Menteri-menteri, Dirjen2, Komisaris2, Direksi2 BUMN (kalo masih ada?), Gubernur, Pangdam, Kasad.. kita kontrak dari
luar negeri, spt KLUBBOLA difinal LIGINA. Ada RAJA ISA dari Malaysia dll.
Dan puncaknya kelak, MPR bisa mengambil keputusan untuk bikin proposal memohon kepada Kerajaan Belanda agar berkenan memimpin kita lagi. Bangsa kita adalah bangsa filosof. Kalau presiden kita kontrakkan dari Belanda atau terserah negeri maju manapun kita persilakan memimpin, itu tidak berarti kita berada di bawah mereka. Dalam teori demokrasi, rakyat selalu tertinggi, presiden dan kabinet hanya orang yang kita upah dan harus taat kepada kita.
Jadi, sesungguhnya bangsa Indonesia tetap di atas. Sebagaimana seorang
Imam salat diangkat oleh makmumnya, imam pada hakikatnya harus taat
kepada makmum.
Wecome BACK. JP COEN !
suka tidak suka..
bangkitnya kesadaran individu akan terus mengarah ke merebak dan bangkitnya kesadaran sosial.
sejarah kemanusiaan, dengan segala dinamika jatuh dan bangunnya, dia terus bergerak ke arah kesetimbangan yang lebih berperikemanusiaan dan berkeTuhan-an, dimana yg menyembah adalah yg disembah.
piramida.
law of attraction.
bangsawan.
agamawan.
saudagar.
sudra.
anarki.
kerajaan tuhan.
bangunan "kemanusiaan" akan senantiasa berbentuk piramida.tidak akan pernah bisa meng-garis datar.
tiap individu "ideal"nya sadar peran dan sadar tujuan.
masyarakat idealnya harus mampu melahirkan dan membangkitkan pemimpin.
masyarakat yg merekat, tidak membuih, tidak terpecah belah, yg dari "perasan sari"nya mampu melahirkan pemimpin.
orang kafir adalah orang yg menghalang2i.
orang yg menghalang2i tumbuh dan kembangnya masyarakat.
orang yg menghalang2i wujudnya surga di bumi.
orang yg menghalang2i lahir dan bangkitnya pemimpin.
siapakah pemimpin anda?
pertanyaan yg jg sy ajukan kpd diri sendiri.
suka tidak suka..
bangkitnya kesadaran individu akan terus mengarah ke merebak dan bangkitnya kesadaran sosial.
sejarah kemanusiaan, dengan segala dinamika jatuh dan bangunnya, dia terus bergerak ke arah kesetimbangan yang lebih berperikemanusiaan dan berkeTuhan-an, dimana yg menyembah adalah yg disembah.
piramida.
law of attraction.
bangsawan.
agamawan.
saudagar.
sudra.
anarki.
kerajaan tuhan.
bangunan "kemanusiaan" akan senantiasa berbentuk piramida.tidak akan pernah bisa meng-garis datar.
tiap individu "ideal"nya sadar peran dan sadar tujuan.
masyarakat idealnya harus mampu melahirkan dan membangkitkan pemimpin.
masyarakat yg merekat, tidak membuih, tidak terpecah belah, yg dari "perasan sari"nya mampu melahirkan pemimpin.
orang kafir adalah orang yg menghalang2i.
orang yg menghalang2i tumbuh dan kembangnya masyarakat.
orang yg menghalang2i wujudnya surga di bumi.
orang yg menghalang2i lahir dan bangkitnya pemimpin.
siapakah pemimpin anda?
pertanyaan yg jg sy ajukan kpd diri sendiri.
kalo penulis menjawab pertanyaan org bkn dgn pertanyaan, wah itu bisa diragukan apakah dia penulis atw bkn..
hehehe.. piss, dri!!
pokonya sukses terus..
inget klo dibikin filmnya, gw pasti duluan ngelamar buat ikutan casting-nya!!
96.1615 (ngikut2 si hafif, pake nosis biar keren)
Cil, salam buat temen lo, "Dri", ato siapa pun lah namanya. Ini rada OOT, tapi gw numpang naro di blog ini, postingan ke milist almamater tentang buku Negara Ke-Lima.
Sent: Mon 3/26/2007
Baku, the land of holy flame.
Negara Kelima.
Pertama kali tau tentang novel itu lewat milis pasar buku, jelang Pesta Buku Jakarta Juli taun lalu. Tapi berhubung waktu itu blom zero minded, dalam arti ada penolakan2 subjektif untuk tidak membaca buku yg didalamnya membahas pembubaran Indonesia, dan juga waktu itu merasa bahwa ini hanya satu novel kacangan yang sok2 mengaitkan kejayaan Atlantis dengan Nusantara, maka baru sekitar 1.5 bulan yg lalu akhirnya saya memutuskan untuk membeli novel tersebut, dan selesai menghabisi isi buku di 56 jam kemudian.
Menarik, sangat menarik isi bukunya. Untuk hal ini saya ingin mengungkapkan rasa penghargaan saya kepada para penulis novel/sastra Indonesia (Es Ito, Mang Jamal, Pram, Dewi Lestari, Andrea Hirata, oiya ama skalian Adhitya Mulya :-)).
Sebelumnya saya memang pernah membaca di internet tentang penelitian Atlantis yg dilakukan oleh Aryso Santos seorang ilmuwan berkebangsaan Brazil (CMIIW) yg memang memaparkan teori keterkaitan Atlantis dengan kepulauan Indonesia (Nusantara).
Diantara ciri2 menonjol yg dia tekankan adalah karakteristik rantai gunung api di Indonesia yg konon sangat mirip dengan gambaran kondisi Atlantis.
Kemudian sy pernah membaca jg mengenai kajian pendaran metafisik yg jg mengaitkan hawa energi di Indonesia secara rekaman jejaknya terkait dengan Atlantis. Well, untuk satu hal ini (metafisik), ini adalah suatu bahasan yg sebaiknya tidak dipusingin lebih lanjut, selama sains masih belum bisa mendeteksi/mengukur jenis energi yg (konon) sangat halus ini.
(oke gw ngaku! Gw baca itu di majalah misteri! Puas puas?? Hehe).
Lantas bergoogling ria, walhasil ketemu beberapa opini tentang novel Negara Kelima ini, yg juga saya posting ke milis almamater.
Saya sependapat bahwa novel ini menyorot tentang identitas.
Ya, identitas! Jatidiri! Sebuah kata yang sarat makna. Sebuah kata yg termasuk dalam daftar panjatan doa saya. (ini juga kalo pas performa iman lagi nanjak). Sebuah novel yang berbicara tentang identitas sejarah.
Saya beberapa kali mengatakan di milist ini supaya tidak terputus dengan sejarah, karena akibatnya kita akan kesulitan atau kehilangan pegangan/referensi untuk bisa menetapkan arah menuju ke depan (proyeksi).
Ada satu hal menarik yg baru saya sadari akhir2 ini. Mungkin, generasi kami ini sudah terlalu muak dengan keadaan negeri ini dan ogah ambil pusing dengan sejarah.
"Lha, elu yang susah2 & berdarah2 membangun negeri ini, terus lantas apa yg kami liat saat ini? kondisi negeri ini yang ancur minah!!gak ada lagi yang bener!!"
"Lha, kenapa juga gue harus repot2 nerima warisan mimpi2 elu wahai orang2 tua yg sudah jadi sejarah?".
Berhubung saya insya allah akan membangun rumah tangga tahun ini, tiba2 saya kepikiran bahwa tentunya saya juga akan memiliki keinginan untuk mewariskan mimpi2 saya suatu saat nanti kepada anak saya. (amin....) Saya harus hormat kepada sejarah, karena suatu saat saya pun akan menjadi sejarah.
Dan ini menurut saya juga adalah suatu bentuk silaturahmi, tapi bukan dalam dimensi ruang, melainkan silaturahmi dalam garis waktu. Dan garis waktu itu dibangun oleh 3 titik. (hayo, apakah gerangan 3 titik yg dimaksud??)
Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan sejarahnya.
(baca: sinergi mimpi dan cita2. dari langit ide menjejak menjadi kenyataan di bumi) Dan sejarah manusia akan selalu bercerita tentang manusia & nama2 mereka.
Es Ito, si penulis buku, cukup mengejutkan buat saya bahwa dia seusia dengan saya, kelahiran 1981. Suatu kebanggaan pribadi buat saya untuk mengetahui bahwa dia adalah generasi kami. Dan masih samar bagi saya untuk melihat batas antar generasi. Karena menurut saya batas generasi bukanlah diukur dalam usia, tapi dalam semangat&keyakinan!
(look who's talking....).
Buat Es Ito, yang (konon) ber-almamater di UI, gue salut!!
Salam (sajian) Nusantara,
"Kejayaan generasi lalu bukanlah hak kita, tapi keselamatan kita kini, dan kejayaan yang lebih baik utk generasi mendatang adalah suatu kewajiban".
Posting Komentar